Kamis, 15 November 2007

Dear, Lova
Aku nggak tahu gimana lagi aku harus bersikap terhadapmu. Sekian lama aku coba untuk mengerti maksud hatimu, maka selalu kegagalan yang kudapati. Aku lelah, lelah terus menjadi seseorang yang selalu berusaha untuk mengerti dirimu. Lelah selalu menjadi bagian dari amarahmu.
Aku nggak akan pernah bisa menjadi bagian dari hatimu, nggak akan pernah bisa membagi dukaku denganmu. Karena nyata, tak pernah secuil pun hatimu terbagi denganku. Tak pernah aku bisa mendapatkan posisi yang dulu pernah kulepaskan demi bahagiamu.
Kebahagiaan akan datang ketika kita melihat orang yang kita sayang juga bahagia. BOHONG………………… Karena aku tak pernah bahagia melihatmu menjalin cinta dengannya. Aku nggak ngerti, bener-bener nggak ngerti. Setan apa yang ada di otakku, aku nggak ngerti. Kenapa aku begitu hina mencintaimu?
Seperti inikah ujudku? Tak henti membelamu padahal tak pernah kau sadar bahwa aku mati-matian membelamu? Kenapa aku nggak pernah menyesal membelamu? Aku nggak ngerti, kenapa cinta ini tak bisa kubagi? Kenapa cinta ini tak bisa kukurangi?
Apakah benar aku mencintai kebusukanmu? Apakah aku mengagumi keangkuhanmu? Bukakan mata ini!
Sadarkan aku bahwa dirimu senantiasa melukaiku, katakan bahwa dirimu selalu menyakitiku! Tunjukkan bahwa kesalahanmu tak pantas kumaafkan!
Aku benci kamu, benci kata-kata manis dan janji-janjimu, benci senyum hangatmu, benci kejujuranmu.
Maafkan aku! Aku masih sangat mendambamu! Aku masih terlalu ingin menjadikanmu malaikat dalam hidupku. Aku masih menyayangimu.

Tidak ada komentar: